Akhir bulan Oktober lalu aku pulang
dari pondok pesantren dengan membawa segenap pengetahuan dan pengalaman. Sabtu
siang pengasuh pondokku telah resmi melepasku dan mengembalikanku ke pangkuan
orang tuaku. Ayah dan ibuku telah 'memungutku' kembalii setelah beberapa tahun
mereka 'membuangku' ke pesantren. "Akhirnya aku bebas juga dari penjara
suci itu," Kataku dalam hati. Sebagai seorang alumni pesantren, aku sangat
menyadari bahwa aku pulang membawa beban moral yang cukup berat, aku harus bisa
menjaga nama baikku dan keluarga. Akan teapi aku tak terlalu memikirkan hal
itu. Ibarat burung yang baru lepas dari sangkarnya, aku mulai terbang bebas
sesuka hatiku menikmati duniaku yang baru. Gaya hidupku yang baru sangat jauh
berbeda dengan yang dulu. Aku tak lagi dibelenggu oleh seperangkat aturan. Aku
juga tak perlu lagi berlama-lama antre untuk mandi. Sebelum tidurpun aku tak
perlu rebutan bantal dulu. Bahkan untuk makanpun aku tak perlu bersusah payah
memasak sendiri. Aku benar-benar seperti budak yang baru saja merdeka.
Kunikmati kemerdekaanku sepuas hatiku sampai akhirnya aku lupa latar belakangku
sebagai santri. Sarung motif kotak yang dulunya jadi kebanggaanku telah
berganti celana jeans a abu-abu. Kopiah yang dulu tak lepas dari kepalaku sudah
menjadi sarang nyamuk di dinding kamarku. Buku-buku fiksi yang setia menemaniku
sebelum tidur telah berganti dengan sebatang telepon genggam yang canggih. Alat
itu membuat kebebasanku semakin tidak terbatas. Aku dapat mengintip dunia hanya
dengan sentuhan jari. Segudang informasi bisa kudapat dengan mudah, tak
terkecuali informasi-informasi yang negatif. Tak sulit bagiku mendapatkan
seribu teman melalui seperangkat aplikasi media sosial dalam smartphoneku itu.
Hidayatullah
Menantang Semua Ketidakmungkinan
Rabu, 08 Agustus 2018
Rabu, 24 Desember 2014
KAMPANYE ANTI ROKOK vs DIVINE ROKOK KRETEK
“Hidup dan mati yang menentukan Tuhan, merokok tidak ada hubungannya
dengan kematian”
Dimulai pada tahun 2004 melalui World Health Organisation (WHO) yang mendeklarasikan Framework Convention on Tobacco
Control
(FCTC) yang diikuti peningkatan gerakan anti tembakau
global. Pada kongres Amerika Serikat menyatakan
“Tobacco and Tobacco Products at a
Crossroads in the 21th Century”, yang artinya Tembakau dan
Produk Tembakau akan berada pada persimpangan jalan pada abad 21.
MENINGKATKAN MUTU TEMBAKAU MELALUI BENIH YANG UNGGUL
Tanaman tembakau merupakan salah
satu komoditas strategis perkebunan rakyat. Di
Indonesia peran tembakau
bagi masyarakat cukup besar, selain
menjadi sumber penghasilan terbesar petani, tembakau juga mampu menyerap tenaga
kerja dan menjadi sumber penerimaan Negara dari cukai serta dampak ganda (multiplier effect) yang cukup luas,
misalnya aktivitas angkutan, industri kreatif, dan sektor non formal yang lain.
MENCETAK KADER PMII YANG ULUL ALBAB
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang sampai hari ini
mendeklarasikan dirinya sebagai lembaga kaderisasi (pendidikan) harus mampu
mengorientasikan seluruh aktivitas organisasinya demi terwujudnya pendidikan
yang merata. Pendidikan tersebut diharapkan mampu menyentuh aspek Kognitif (pengetahuan),
Afektif (sikap,nilai), dan Psikomotorik (keterampilan). Maka harus dapat
dipastikan bahwa seluruh Pendidikan informal, non formal dan formal PMII, baik
itu Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA), Pelatihan Kader Dasar (PKD), dan Pelatihan Kader Lanjut (PKL) harus semaksimal mungkin
diarahkan demi terwujudnya ketiga aspek diatas.
Senin, 17 Oktober 2011
PUDARNYA BUDAYA MAHASISWA DALAM MEMBACA
Sebagai mahasiswa yang terkenal dengan predikat luhurnya yaitu “ Mahasiswa Agent Of Change “, baginya kegiatan membaca tidak bisa di tinggalkan begitu saja. Sebab, membaca merupakan jendela dunia untuk mengetahui sesuatu yang belum kita (baca: mahasiswa) ketahui dan membaca juga merupakan satu-satunya jalan kita untuk mendapatkan dan menambah pengetahuan dan gagasan baru, juga merupakan proses kita dalam berpikir secara kritis dan sistematis.
HILANGNYA KESADARAN BELAJAR DI KOTA MALANG
“ Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan ”
(Mario Teguh)
Belajar merupakan sebuah kegiatan yang membantu terhadap proses pencapaian cita-cita atau keinginan baik yang jangkanya pendek maupun panjang. Kegiatan belajar adalah harga mati dan tidak dapat ditinggalkan bagi orang yang ingin mengembangkan skill dan potensi yang ada dalam dirinya. Sebaik apapun skill dan potensi yang dimiliki kita tanpa didukung dengan belajar akan jadi sia-sia dan akan hilang dengan sendirinya. Untuk mengembangkan dan menjadikan belajar sebagai kebutuhan sehari-hari sebagaimana makan bagi kelangsungan hidup kita, imembutuhkan kesadaran yang lebih dalam diri kita masing-masing.
Senin, 10 Oktober 2011
MEMBACA EKSISTENSI MAHASISWA SAAT INI (Sebuah kritikan konstruktif terhadap mahasiswa)
Predikat luhur yang dimiliki seorang mahasiswa adalah sebagai agen perubahan (Agent Of Change) dalam mencapai titik tumpu kemajuan dan perkembangan kehidupan bangsa dan negara. Mahasiswa merupakan satu-satunya alat dan harapan masa depan bangsa untuk mengawali perubahan dalam mencapai kemajuan yang utuh.
Langganan:
Postingan (Atom)